Minggu, 10 Januari 2010

Materi Kemuhammadiyahan BA On-Line

Model Kepemimpinan Muhammadiyah*)
Oleh : H. M. Busyro Muqoddas

1. Pengantar

Drs. Alfian PhD Sejarawan dan ilmu Politik alumnus Harvard AS dalam seminar di AS menyatakan, bahwa bangsa Indonesia bukan jenis bangsa yang berkepala batu, sehingga cara/ metode untuk menyampaikan dakwah lebih berhasil mempergunakan cara persuasive dan cultural. Pernyataan ini merupakan justifikasi atas model dakwah Muhammadiyah yang telah dilakukan sejak awal berdirinya hingga sekarang. Hasil yang telah banyak diperoleh ini disebabkan karena Muhammadiyah secara konsisten memahami teori dakwah yang telah dilakukan oleh Rasul SAW dan dikembangkannya secara kritis dengan mencermati dan merespon dinamika dan perubahan perubahan di masyarakat.

Salah satu hadits disampaikan : “ Sampaikan kepada mereka sesuai dengan tingkat pengetahuannya, “ merupakan teori komunikasi yang sekarang dianut dalam teori komunikasi Modern. Teori ini menuntut kita untuk mampu memahami siapa obyek dakwah, baik tentang karakter, sifat, pelaku, kebiasaan dengan kebutuhan kehidupannya. Dari sudut ilmu kita memerlukan ahli psiklologi, sosiologi, antropologi dan komunikasi. Dari sudut praktek, kita memerlukan pemimpin yang sabar di dalam menekuni keanekaragaman masyarakat.

Masyarakat kita masih belum merupakan masyarakat industrial yang menonjol aspek rasionalitasnya. Maka kemampuan menyalami mereka menjadi kata kunci bukan saja untuk dakwah tetapi juga untuk mengajaknya melakukan perubahan kerah taraf hidup yang lebih baik dan bermartabat. Usaha membentuk masyarakat yang rasionalpun etap memerlukan cara cara yang persuasive dan cultural ( merubah dengan tidak menimbulkan goncangan dan kejutan kejutan, ketakutan apalagi kekerasan ).


II. Karakter Muhammadiyah

Islam sebagai agama Tauhid memiliki banyak wajah, diantaranya : damai, jalan tengah, pro perubahan, dan berpihak terhadap yang lemah. Ayat Al Quran yang berasbabun nuzul hakekatnya adalah sebagai respon Allah terhadap situasi ummat. Pentahapan pewahyuan juga sebagai bukti pentingnya cara pentahapan ( System dan sistematis ). Rasul dalam tarihnya merupakan lambing pengamalan Qur’a. Pada satu sisi, Tauhid menjadi dasar Pundamental untuk merubah keyakinan umat yang belum ter-islamkan. Namun cara yang ditempuhnya selalu merujuk Quran dan dialog dengan Allah. Hal hal yang menonjol dalam perjalanan dakwahnya antara lain : Keteladanan dalam kesederhanaan, melakukan amalan, memimpin dalam arti luas, menciptakan kerjasama antar ummat dan golongan diatas dasar taqwa dan kebaikan. Dengan demikian watak Islam dapat dipahami di seluruh ajaran Qur’an dan tehnis operasionalnya pada Sunah Rasul SAW.

Watak Islam diatas itulah yang mendasari karakter Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam, dan amar makruf nahi munkar. Dari sejumlah dokumen resmi muhammadiyah ( MKCH, kepribadian dan Khittah Muhammadiyah ) dapat dirumuskan karakter Muhammadiyah sebagai berikut :

1. Gerakan pemurnian pemikiran dan pengamalan Islam, bersumber pada Qur’an dan Sunnah dengan menggunakan ijtihad sebagai cara memahami teks Qur’an dan Sunnah Rasul, dengan memerhatikan perubahan dan dinamika masyarakat serta perkembangan jaman.
2. MMMetode yang diterapkan adalah persuasive edukatif cultural. Yaitu dengan menyikapi secara cermat kondisi masyarakat.
3. Memperkuat basis anggota pada tingkat akar rumput ( RT, RW, kelurahan )
4. dakwah bersifat menggembirakan, menyejukkan dan mencerdaskan.


Karakter ini telah diamalkan oleh Muhammadiyah sejak masa awal hingga sekarang, dan telah melahirkan suatu jaringan umat diseluruh pelosok tanah air maupun ke beberapa negara. Dalam system NKRI, Negara memerlukan ikatan n ilai yang mampu menyatukan segala unsure kedaerahan dan sekaligus mengatasi perbedaan agar menjadi kekuatan yang produktif. Disinilah peran Muhammadiyah yang lahir jauh sebelum kemerdekaan telahmenjadi kekuatan moral, social dan budaya yang sangat berarti bagi penguatan NKRI. Salah satu organisasi besar dalam skala nasional yang tidak pernah mengalami retak dan perpecahan adalah Muhammadiyah. Hal ini disebabkan karena factor terjaganya karakter Muhammadiyah diatas.

III. Problem dan Tantangan Muhammadiyah

1. Kemiskinan massif ( merata ) dalam bidang pemahaman dan pengamalan agama, ekonomi, kebudayaan, politik dan iptek.
2. serangan budaya permisif ( serba boleh ), intertaint yang sangat murah, konsumtif terhadap produk teknologi dan kurang diimbangi dengan temuan temuan sendiri.
3. Rakyat dalam posisi lemah secara politik, sementara parpol belum mampu menjadi saluran kepentingan rakyat.
4. Masuknya kekuatan kapitalis dalam berbagai bentuk raksasa hingga took took swalayan asing di seluruh pelosok kelurahan
5. Kurangnya kesadaran penting dan manfaatnya organisasi dan cara berorganisasi yang sebagian masih tradisionil.
6. Misi pendangkalan pengetahuan, psiritualitas dan pengamalan ajaran Islam.


IV. Model kepemimpinan Muhammadiyah

Dari paparan diatas, memandang Muhammadiyah selalu penting dikaitkan dengan sejumlah factor yang mempengaruhi terhadap eksistensi dan masa depan Muhammadiyah. Sejumlah factor itu telah disebutkan dalam baB III diatas. Apapun factor problematisnya yang selalu pasti dihadapi oleh Muhammadiyah. Namun, dalam kurun waktu satu abad perjallanan Muhammadiyah relative telah berhasil melakukan perubahan besar bagi bangsa dan Negara di berbagai bidang. Jika dirunut, akar sejarah kepemimpinan Muhammadiyah dengan sukses sebagai gerakan tajdid yang berwajah reformis, dapat disimpulkan, bahwa pola kepemimpinan Muhammadiyah adalah Pola kepemimpinan yang memadukan unsure – unsure sebagai berikut ;

1. Keyakinan Tauhid yang dijabarkan ke dalam pengetahuan social budaya.
2. Tingkat kesalehan yang tinggi dalam amalan ibadah Mahdhoh ( jamaah, tahajud, puasa sunat ) dan ghoiru Mahdhoh ( zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf ) dalam pola hablun minallah dan hablun minannaas.
3. Tajdid dan reformis dalam bidang agama dan social budaya serta iptek
4. Berorientasi pada people empowering
5. Mengutamakan watak amanah, fathonah, sidiq dan tabligh serta kesederhanaan dalam kehidupan keseharian.
6. Mengutamakan kepentingan ummat, bangsa dan negara daripada kepentingan sempit.

* ) disampaikan pada Up Grading Pimpinan PRNA/PRPM Nitikan Umbulharjo Yogyakarta
________________________________________________________________


Pertanyaan untuk menjadi perhatian :
1. Bagaimana karakter Muhammadiyah itu menurut Anda ?
2. Apa singkatan dari MKCH dari bacaan makalah diatas ?
3. Menurut Anda tindakan persuasive dan cultural apa sajakah yang telah dilakukan Muhammadiyah di lingkungan Anda, kusunya Nasyiah sebagai ORTOMnya ?

0 komentar: